Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Rawa Sungai Putat Kota Palembang

Air irigasi di Indonesia, yang bersumber dari berbagai sumber seperti bendungan, danau, sungai, dan waduk, memainkan peran penting dalam mendukung sektor pertanian. Pengelolaan air melalui sistem irigasi menjadi krusial untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan optimal (Anton Priyonugroho, 2014). Namun, tantangan seperti kerusakan infrastruktur irigasi, perubahan penggunaan lahan, dan fluktuasi aliran air dapat menghambat efisiensi pengairan di daerah irigasi.
Daerah Irigasi Rawa (D.I.R) Sungai Putat, Palembang, merupakan contoh area irigasi rawa lebak yang mengandalkan pasang surut Sungai Musi melalui sub DAS Simpang Nyiur. Wilayah ini mengalami masalah signifikan seperti banjir pada musim hujan yang mencemari lahan pertanian dengan limbah oli dan bahan bakar kapal, serta kekurangan air pada musim kemarau yang mempengaruhi hasil panen. Analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi ketersediaan air irigasi dan menentukan kebutuhan air untuk mendukung pertanian di D.I.R Sungai Putat.
Perhitungan evapotranspirasi dengan metode Penman Modifikasi dan estimasi ketersediaan air dengan metode F.J. Mock. Hasil penelitian menunjukkan variasi debit air yang signifikan sepanjang tahun, dengan debit maksimum mencapai 0,54 m3/detik pada bulan Agustus dan Desember, serta debit minimum sebesar 1,34 m3/detik pada bulan April.
Berdasarkan analisis kebutuhan air pertanian, pola tanam padi dua kali dalam setahun menunjukkan kebutuhan air maksimum pada bulan Mei dan September, dengan nilai minimum pada bulan Agustus dan Desember. Evaluasi imbangan air menunjukkan bahwa kebutuhan air irigasi dapat dipenuhi dengan baik selama masa tanam, namun terdapat potensi defisit air pada beberapa periode yang dapat diatasi dengan bantuan pompa air oleh petani setempat.
Studi ini memberikan wawasan penting tentang pengelolaan air irigasi di D.I.R Sungai Putat, dengan implikasi untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan sistem pengairan dalam mendukung pertanian lokal di wilayah tersebut.