PENERAPAN SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN PADA GEDUNG PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT Y PROVINSI SUMATERA SELATAN

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) Rumah Sakit wajib menerapkan pencegahan dan pengendalian kebakaran meliputi menyusun kebijakan, Standar Prosedur Operasional terkait keselamatan kebakaran, membentuk tim tanggap darurat, serta menerapkan sarana proteksi kebakaran (Proteksi Pasif dan Proteksi Aktif). Penerapan Sarana Proteksi Pasif seperti sarana jalan keluar dan komponen-komponennya. Sedangkan Sarana Proteksi Aktif meliputi sistem pemadam kebakaran, sistem deteksi, alarm kebakaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah penerapan sistem tanggap darurat kebakaran pada gedung penunjang medis rumah sakit Y Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan komperatif untuk memperoleh gambaran penerapan sistem tanggap darurat kebakaran yang ada digedung penunjang medis. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara, observasi langsung, telaah dokumen, daftar periksa (Checklist), hasil yang diperoleh akan dianalisis dan dibandingkan dengan standar yang berlaku.
Dalam menghadapi darurat kebakaran manajemen rumah sakit telah menetapkan prosedur pada gedung penunjang medis antara lain mengenai: Pembenukan tim penanggulangan kebakaran, prosedur evakuasi, pelaksanaan simulasi atau pelatihan serta ketersediaan sarana proteksi kebakaran aktif maupun pasif.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa manajemen rumah sakit telah memiliki kebijakan yang terstruktur yang dimana dalam pelaksanaannya telah menetapkan prosedur respon untuk menghadapi darurat kebakaran dan ketersediaan sarana proteksi kebakaran yang telah sesuai standar yang berlaku, hal ini menunjukkan komitmen rumah sakit dalam menjaga keamanan dan keselamatan jiwa yang ada di lingkungan rumah sakit.

Kata kunci: Tanggap darurat kebakaran, sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif