SISTEM MONITORING KELEMBABAN TANAH DAN SUHU UNTUK TANAMAN TOMAT BERBASIS IOT

Pertumbuhan populasi global yang pesat dan meningkatnya tantangan lingkungan, seperti perubahan iklim dan degradasi lahan, menuntut sektor pertanian untuk beradaptasi dengan inovasi teknologi yang lebih canggih agar produktivitas tetap terjaga dan berkelanjutan. Salah satu teknologi yang menjanjikan adalah Internet of Things (IoT), yang memungkinkan berbagai perangkat untuk saling terhubung dan berbagi data secara real-time. Pada penelitian ini, diperkenalkan sebuah sistem berbasis IoT yang dirancang khusus untuk memantau dan mengelola dua faktor lingkungan yang sangat penting dalam pertanian, yaitu kelembaban tanah dan suhu tanah pada tanaman tomat. Tanaman tomat, yang merupakan salah satu tanaman hortikultura yang paling banyak dibudidayakan di dunia, sangat memerlukan kondisi lingkungan yang optimal untuk mencapai pertumbuhan dan hasil panen yang maksimal. Kelembaban tanah yang ideal memastikan akar tanaman mendapatkan cukup air untuk mendukung proses fotosintesis dan pertumbuhan, sedangkan suhu tanah yang tepat membantu menjaga aktivitas mikroba dan penyerapan nutrisi oleh akar. Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan sensor yang dipasang pada lahan pertanian untuk mengukur secara akurat kondisi kelembaban dan suhu tanah, yang kemudian data tersebut dikirimkan melalui jaringan internet ke platform IoT. Dengan adanya data yang diperbarui secara real-time, petani dapat memantau kondisi lahan mereka dari jarak jauh dan mengambil tindakan yang tepat, seperti mengatur sistem irigasi otomatis atau penyesuaian suhu. Inovasi ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produktivitas tanaman tomat, tetapi juga pada optimalisasi penggunaan sumber daya air dan energi, sehingga menciptakan efisiensi yang lebih baik dalam pengelolaan lahan pertanian. Dengan memanfaatkan teknologi IoT, pertanian dapat menjadi lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan dan lebih tangguh dalam menghadapi tantangan global. Pertanian cerdas seperti ini akan sangat membantu dalam mengurangi dampak lingkungan negatif yang ditimbulkan oleh pertanian tradisional, seperti penggunaan air yang berlebihan atau pengelolaan lahan yang kurang efisien.