EVALUASI PENGELOLAAN KAWASAN AGROPOLITAN DI KOTA PALEMBANG (Studi Kasus: Kelurahan Pulokerto Kecamatan Gandus)

Pembangunan nasional mencakup berbagai sektor, salah satunya adalah sektor ekonomi dengan fokus khusus pada pertanian yang menyerap tenaga kerja terbesar. Pengembangan sektor pertanian tidak terbatas hanya di desa, namun juga di kawasan pinggiran kota, sesuai dengan konsep agropolitan. Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, memiliki lahan pertanian seluas 6.596 hektar dan merupakan bagian dari upaya khusus padi di Sumatera Selatan. Melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2012-2032, pemerintah Kota Palembang menetapkan kawasan agropolitan di Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus, untuk mengembangkan sektor pertanian berbasis agropolitan. Namun, pengelolaan kawasan ini menghadapi berbagai kendala, seperti produktivitas pertanian yang belum optimal, kurangnya pendanaan, alih fungsi lahan, dan keterbatasan sumber daya manusia. Penelitian ini menggunakan metode Slovin dengan tingkat kesalahan 10%, sehingga diperoleh sampel 92 petani di Kelurahan Pulokerto untuk mewakili populasi petani di Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus. Analisis data dilakukan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan SPSS Statistik 22.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana prasarana memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap penurunan hasil pertanian. Alih fungsi lahan dan modal juga memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan, sementara sumber daya manusia dan tata kelola memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan, menunjukkan masih adanya potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Kata Kunci : Agropolitan, Evaluasi, Analisis Regresi Linier Berganda