Perancangan Komunikasi Visual Branding Tari Sedulang Setudung Untuk Generasi Muda Di Sumatera Selatan

Abstrak: Kabupaten Banyuasin terbentuk sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 2002. Nama kabupaten ini diambil dari Sungai Banyuasin, yang mengalir melalui wilayah Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Musi Banyuasin. Nama Banyuasin sendiri berasal dari bahasa Jawa, yaitu kata "banyu" yang berarti air dan "asin" yang merujuk pada rasa air sungai tersebut yang agak masin, terutama ketika mendekati pantai. Salah satu tarian tradisional khas Banyuasin adalah Tari Sedulang Setudung, yang biasanya dipentaskan untuk menyambut tamu. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, penulis menggunakan metode design thinking untuk pengumpulan data dan analisis data melalui metode 5W+1H (what, why, who, where, why, how), sehingga menghasilkan suatu ide yang dapat diterapkan pada tahap perancangan. Karya yang dirancang dikategorikan menjadi tiga media, yakni media isu diantaranya, poster, x-banner, media utama berupa video promosi, dan media pendukung diantaranya, t-shirt, totebag, stiker, topi, pencil pouch, gantungan kunci., tumbler. Penerapan media tersebut menggunakan ilustrasi kapal Jukung, sungai, ampera dan elemen pendukung lainnya, diharapkan perancangan ini dapat merangkul generasi muda.
Kata Kunci: Kebudayaan, branding, video promosi, tari tradisi

Banyuasin Regency was formed as a result of the expansion of Musi Banyuasin Regency based on Law no. 6 of 2002. The name of this district is taken from the Banyuasin River, which flows through the Banyuasin Regency and Musi Banyuasin Regency areas. The name Banyuasin itself comes from Javanese, namely the word "banyu" which means water and "salt" which refers to the slightly salty taste of the river water, especially when approaching the coast. One of the typical Banyuasin traditional dances is the Sedulang Setudung Dance, which is usually performed to welcome guests. In overcoming this problem, the author uses the design thinking method for data collection and data analysis through the 5W+1H (what, why, who, where, why, how) method, thereby producing an idea that can be applied at the design stage. The works designed are categorized into three media, namely issue media including posters, x-banners, main media in the form of promotional videos, and supporting media including t-shirts, tote bags, stickers, hats, pencil pouches, key chains, tumblers. The application of this media uses illustrations of Jukung ships, rivers, Ampera and other supporting elements. It is hoped that this design can embrace the younger generation.
Keywords: Culture, branding, promotional videos, traditional dance