PENERAPAN KEBIJAKAN PENGGUNAAN ANGKUTAN FEDEER LRT DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2022

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Penerapan Kebijakan
dalam Penggunaan Angkutan Feeder LRT Di Kota Palembang Tahun 2022.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana metode ini adalah
metode penelitian kualitatif ini dapat menyajikan data yang tidak monoton dan
membosankan dan tidak terpaku pada satu titik, dari indikator-indikator teori yang
akan dipakai inilah dapat peneliti kembangkan sehingga mendapatkan hasil yang
ingin di capai nantinya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa program ini dinilai cukup baik
dengan melakukan wawancara mendalam, dan melakukan observasi ke kegiatan
tersebut dengan berpedoman dengan indikator Yaitu (1) Isi Kebijakan (Content of
Policy): (A) Interest affected (kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi)
pada indikator ini hanya berpedoman pada Surat Keputasan wali kota Nomor 416
Tahun 2022 tentang Jaringan Trayek angkutan pegumpan (Feeder) dari dan ke
stasiun kerata api ringan (Light Rail Transit) angkutan sedikit kurang nyaman
dikarena waktu keberangkatan yang terlalu lama di halte memang tidak terdapat
jadwal keberangkatan Sub indikator (B) Type of benefits (tipe manfaat) angkutan
feeder ini memiliki manfaat yang banyak terutama nyaman namun halte yang
digunakan masih belum nyaman (C) Extent of change envision (derajat perubahan
yang ingin dicapai) angkutan pengumpan diharapkan dapat memberikan suatu
layanan kepada masyarakat untuk menggunakan angkutan umum baik angkutan
mobil maupun kereta Ringan (Light Rail Transit). (D) Site of decision making
(letak pengambilan keputusan) Pengambil Keputusan angkutan Feeder ini dari
Kementerian Perhubungan dan WaliKota, Kementrian Perhubungan Pada tahun
2020, (E) Program implementer (pelaksana program) Pelaksanaan program
angkutan Feeder ini sudah baik sejak angkutan ini berjalan di kota palembang (F)
Resources committed (sumber-sumber daya yang digunakan) sumber daya
yangdigunakan di angkutan feeder ini adalah Sumber daya manusia (SDM) dan
sarana dan prasarana. (2) Lingkungan Implementasi (Context of Implementation)
(A) Compliance and responsiveness (tingkat kepatuhan dan adanya respon dari
pelaksana) dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan dan respon pelaksaa pada
angkutan feeder ini sudah Sangat baik,
Melalui serangkaian penelitian, analisis dan pembahasan yang di lakukan,
peneliti mengambil kesimpulan jika, dapat diambil bahwa penggunaan Angkutan
Feeder LRT ini sudah Cukup baik, jika dilihat dari 2 Indikator tersebut, Karana
Angkutan Ini masih memiliki beberapa kekurangan seperti masih sepi pengunjung
dan tidak ada jadwal keberangkatan di setiap halte.