steategi bidang kewaspadaan nasional dan penanganan konflik pada badan kesatuan bangsa dan politik provinsi sumatera selatan dalam pencegahan dan penanganan konflik aksi demonstrasi di kota palembang

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi bidang kewaspadaan nasional dan penanganan konflik pada kesbangpol provinsi Sumatera Selatan dalam melakukan pencegahan dan penanganan konflik aksi demonstrasi di kota Palembang.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif, hal ini dikarenakan data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa rangkaian kata tertulis yang dihasilkan dari wawancara sehingga mampu menggambarkan persoalan yang ada mengenai pencegahan dan penanganan konflik aksi demonstrasi di kota Palembang. Pendekatan penelitian kualitatif yang digunakan oleh penelitian ini adalah fenomenologi dimana peneliti mengidentifikasi hakikat pengalaman manusia mengenai fenomena tertentu, teknik pengumpulan data dilakukan secara tiga metode yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan dengan cara mengolah, mendengar, menulis dan menguraikan secara ulang hasil wawancara agar menjadi rangkaian kata berbentuk narasi.
Hasil dari analisis dan temuan selama melakukan penelitian di lapangan menunjukkan bahwa strategi dalam melakukan pencegahan dan penanganan konflik aksi demonstrasi yaitu dengan melakukan rapat koordinasi, monitoring, memantau, dan melaporkan. Hal ini sesuai dengan hasil analisis menggunakan teori strategi dari Geof Mulgan (2009) yang memiliki 5(lima) indikator yaitu 1. Purposes (Tujuan), 2. Environtment (Lingkungan), 3. Direction (Pengarahan), 4. Action (Tindakan), 5. Learning (Pembelajaran) teori kelembagaan dari Scoot (2008) dengan 3(tiga) indikator yaitu 1. Regulatif, 2. Normatif, 3. Kognitif Budaya.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai bahwa strategi Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sumatera Selatan dalam melakukan pencegahan dan penanganan konflik aksi demonstrasi yaitu dengan melakukan rapat koordinasi, monitoring, memantau, dan melaporkan. Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik akan menugaskan Koordinator Lapangan dan anggotanya sebagai pemantau situasi dalam aksi demonstrasi yang terjadi. Adapun tugas daripada Koordinator Lapangan ini yaitu melakukan dialog kepada masyarakat yang melakukan aksi demonstrasi, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kericuhan pada saat demonstrasi berlangsung.